Gus Dur: Salah seorang Guru Bangsa Telah Wafat
“Innalillahi Wa inna ilaihi Rajiun…” ucap saya pas dengar kabar duka cita wafatnya Gus Dur dari ibu saya di sebrang telepon. Saya baru tahu tepat jam 10 malam tadi karena sepulang dari kantor tadi tidak sempat nonton berita sama sekali. Ternyata Gus Dur meninggal dunia pada pukul 18.45 WIB di RSCM. Sebelumnya, Gus Dur dirawat di RSCM sejak Jumat, 25 Desember 2009. Rencananya Gus Dur akan dimakamkan di kampung halamannya, Jombang, Jawa Timur pada Kamis (31/12/2009). Itu baru saya tahu pasti setelah saya buka email, ada artikel baru dari dr. Dedy yang menceritakan mengenai masa kritisnya Gus Dur, dan dari DetikNews.com.
Sekedar kilas balik mengenai Gus Dur, yang merupakan panggilan akrab dari K.H. Abdurrahman Wahid. Beliau dikenal sebagai tokoh memiliki banyak julukan. Dia adalah seorang kiai dan tokoh Nahdlatul Ulama (NU). Dia juga seorang politisi. Dia juga sering disebut sebagai guru bangsa. Namun, Gus Dur juga dikenal sebagai tokoh kontroversi.
Gus Dur yang lahir di Jombang, Jawa Timur, 7 September 1940, sepak terjangnya di negeri Indonesia senantiasa mewarnai pemberitaan pers. Dari panggung politik satu ke panggung politik berikutnya beliau lewati dengan berbagai macam intrik dan kontroversi. Sehingga semakin meramaikan kancah perpolitikan tanah air. Bahkan saya pun sempat sebal karena sikap dan tindakan beliau yang tampaknya selalu membuat bingung rakyat.
Karir beliau semakin benderang ketika lengsernya Soeharto tahun 1998, dan akhirnya menduduki kursi kepresidenan sebagai Presiden RI ke-4 menggantikan BJ Habibie, untuk periode 1999-2004. Walaupun tidak sampai akhir masa periode, karena di tengah jalan Gus Dur turun tahta. Kebijakannya sebagai presiden yang kontroversial membuat Gus Dur dihadapkan pada Sidang Istimewa MPR pada 2001. Tepat 23 Juli 2001, Gus Dur dilengserkan MPR dan kursi presiden digantikan oleh Megawati Soekarno Putri.
Selama menjadi mantan presiden, Gus Dur pun tetap memberikan pernyataan-pernyataan yang kontroversial termasuk berseberangan dengan Presiden Megawati dan Presiden SBY. Gus Dur pun sering disebut bapak dan guru bangsa, dengan harapan Gus Dur menjadi negawaran sejati. Di kalangan aktivis pro demokrasi, Gus Dur juga dikenal sebagai tokoh demokrasi dan pluralisme. Di kalangan akar rumput, Gus Dur dianggap sebagai wali.
Namun apapun sebutannya, beliau memiliki rentetan karir dan penghargaan yang cukup banyak, yang bisa Anda baca di sini. Beliau yang hingga akhir hayatnya selalu memperhatikan umat dengan selalu “vokal” berbicara tentang umat dan negara, kini, jasadnya telah terbujur kaku, arwahnya telah dipanggil oleh Yang Maha Kuasa. Hanya kenangan yang tersisa di benak rakyat Indonesia yang akan senantiasa diingat bahwa banyak pelajaran yang bisa diambil dari Sang Guru Bangsa ini. Akhir kata, marilah kita panjatkan doa dan mohon ampun kepada Allah Yang Maha Perkasa, agar diampunkan segala khilaf dan dosa beliau, serta diberikan tempat yang terbaik di sisi-Nya. Amien…
Update : “Atas nama negara dengan ini mempersembahkan ke persada Ibu Pertiwi, jiwa raga dan jasa almarhum KH Abdurrahman Wahid. Jabatan, Presiden RI keempat. Putra dari KH Wahid Hasyim,” kata SBY dalam pidato pemakaman kenegaraan di Ponpes Tebu Ireng, Jombang, Jakarta, Kamis (31/12/2009). Tepat pukul 13.30 WIB, jenazah diusung ke liang lahat. Pekik takbir dan tahlil menyambut saat peti jenazah Gus Dur diusung. (detiknews.com)